When Life Gives You Tangerines, Kisah Cinta Si Hati Baja dan Si Gadis Sastra yang Epik Dan Nostalgik - Tamasya

Sunday, April 27, 2025

When Life Gives You Tangerines, Kisah Cinta Si Hati Baja dan Si Gadis Sastra yang Epik Dan Nostalgik


Tamasya - Masih belum bisa move on dari When Life Gives You Tangerines, drama Korea yang bertengger cukup lama dalam deretan film yang paling banyak di tonton di Netflix. Meski kini sudah muncul serial baru Korea lainnya, When Life Gives You Tangerines tetap di hati.

Seperti pepatah,  When Life Gives You Lemons, film ini mengisahkan hidup manusia yang terkadang manis dan asam.  Jeruk tangerin agaknya dipilih mengganti lemon, sebagai simbol harapan dan ketekunan khas Jeju.

Dikisahkan Oh Ae Sun, gadis Jeju yang berjuang mengejar mimpinya menjadi penyair di tengah tekanan sosial dan keterbatasan ekonomi dalam masyarakat yang masih kolot dan materialistik.

Yang Gwan Sik adalah satu-satunya orang di luar keluarga Oh Ae Sun yang sangat peduli dengannya. Jatuh cinta kepada Ae Sun sejak kecil, Gwan Sik yang tidak banyak bicara ini tumbuh menjadi pria yang tekun, mau bekerja keras, bahkan mau melakukan apa saja demi Ae Sun. 

Beberapa Hal yang membuat film ini menarik adalah :
1. Karakter Oh Ae Sun yang kuat, pintar, berani, teguh pendirian dan menyimpan semua mimpinya. Sedang Gwan Sik, Si "Hati Baja" pekerja keras pantang menyerah yang tidak banyak bicara, mencintai Ae Sun, Si "Gadis Sastra" lebih dari siapapun. 

IU dan Park Bo Gum memerankan kedua karakter ini dengan sangat cemerlang. Bahkan IU pun berperan ganda menjadi anak Ae Sun, Yang Geum Myeong.

2. Skenario dan narasi film yang dahsyat, tearjerker yang mengandung bawang di setiap episode. Drama 16 episode ini, bukan hanya tentang perjuangan hidup, ada juga tentang cinta, mengejar mimpi, kebahagiaan, kehilangan, ketabahan, bonding orangtua dan anak, dan berbagai kisah memaknai hidup yang bisa menjadi inspirasi. 

Alurnya yang berjalan lambat kadang begitu menguras emosi kita. Siapkan tisyu yang banyak deh kalau menonton setiap episodenya.

3. Alur cerita yang unik, berjalan maju mundur,  film ini bagaikan puzzle yang harus disusun. Penonton harus jeli, karena bisa saja sebuah scene merupakan potongan mozaik yang menjelaskan kisah yang lain. Asik sih nontonnya, jadi nggak bisa melewatkan satu episode pun.

4. When Life Gives You Tangerines bertutur tentang kisah Ae-Sun dan Gwan-sik selama enam dekade di Pulau Jeju, berlatar perubahan sosial Korea sejak 1960-an. 

Sinematografi yang menampilkan keindahan alam Jeju menjadi pemanis yang menyejukkan mata. Penonton dimanjakan dengan  Pantai Gimnyeong tempat Gwang Sik dan Ae Sun menghabiskan waktu menunggu para Haenyeo kembali ke daratan, Pulau Biyangdo, Seongsang Ilchulbong, dan situs Jeju Mokgwana. Dan satu yang paling ikonik tentunya hamparan ladang Bunga Canola di Gochang, tempat Gwang Sik melamar Ae Sun.

5. Pulau Jeju tak hanya membuat film ini begitu indah dan dramatis. Di sisi lain  karakter sosial dan budaya yang digambarkan pada masa itu, menguatkan sisi emosional cerita. 

Dari kisah pertarungan hidup Haenyeo, penyelam tradisional perempuan di Jeju, sampai diskriminasi gender yang  menampilkan budaya patriarki yang kuat. Drama ini menggambarkan bagaimana perempuan pada masa itu mengalami keterbatasan akses untuk sekolah, bahkan harus tunduk dan patuh pada norma sosial yang ada. 

Satu lagi yang manis menurut saya, kisah cinta When Life Gives You Tangerine cukup lugas, realistis, tidak bertele-tele. Sikap Ae Sun yang selalu memasukkan tangannya ke saku jaket Gwan Sik sudah cukup untuk menyatakan perasaannya yang dalam.

No comments:

Post a Comment