Tamasya - Satu lagi film klasik yang dipoles modern oleh industri film Jepang tahun ini, Bullet Train Explosion. Film tentang teror bom di kereta Shinkansen yang pernah dibuat pada 1975 ini dibuat versi terbarunya, lebih seru, menegangkan, dengan detail penyelamatan kereta yang ciamik.
Ketegangan sudah mulai dari menit-menit pertama, ketika seorang penelepon misterius menghubungi customer service perusahaan kereta JR East. Sang penelepon mengabarkan baru memasang bom pada kereta Shinkansen Hayabusa 60 yang sedang dalam perjalanan menuju Tokyo.
Teror ini bukan hanya mengancam ratusan penumpang di atas kereta, namun juga membuat panik pemerintah dan seluruh warga Jepang, karena jika kereta melambat hingga di bawah kecepatan 100 km/jam maka bom akan meledak.
Yang menarik dari film ini, tidak ada karakter polisi atau pahlawan yang memburu pelaku teror, tapi lebih kepada peran heroik petugas kondektur kereta yang bertekad menyelamatkan seluruh penumpang. Bahkan motivasi pelaku pun tidak dijabarkan dengan detil. Keseluruhan film ini hanya berfokus pada aksi dan teknis penyelamatan penumpang kereta.
Shinkansen Hayabusa 60 ini membawa berbagai penumpang dari berbagai kalangan, di antaranya rombongan siswa sekolah, ibu pejabat, dan influencer. Bahkan ada juga seorang penumpang yang terkenal sebagai musuh masyarakat karena kejahatan masa lalunya.
Jadi bisa dibayangkan betapa kacau dan paniknya keadaan saat para penumpang ini mengetahui ada bom di bawah gerbong yang mereka tumpangi. Dua orang petugas, senior conductor Takaishi, anak buahnya Fuiji, serta sang masinis Mashinoto harus berjibaku mengatasi chaos dalam kereta dan mengikuti instruksi dari kantor pengendali JR East.
Sementara itu di kantor pusat JR East, situasi pun tidak kalah menegangkan, karena para pimimpin manajeman, pengendali JR East, dan polisi kadang bersitegang dengan pemerintah Jepang yang tidak setuju dengan upaya JR East menyelamatkan penumpang.
Nonton film ini dari awal saya jadi ingat film-film serial hero Jepang jaman dulu seperti Satria Baja Hitam, dengan judul besar hampir memenuhi layar di bumper awal, serta cerita menuju konflik yang straight to the point, tanpa banyak pengantar emosi atau drama. Klasik. namun balutannya modern, realistik, lengkap dengan teknik penyelamatan yang kurang lebih masuk akal untuk otak awam penonton seperti saya.
Kita juga dibuat kagum dengan profesionalitas dan gercepnya para petugas kereta yang sangat mementingkan keselamatan penumpang.
Efek lighting dan sinematografinya juga keren, ada beberapa scene yang menonjolkan sosok yang dicurigai sebagai pelaku, bikin kita jadi merinding dan bertanya-tanya. "Jangan-jangan, dia ya.."
Ah.. pokoknya nonton deh, boleh dibilang ringan tapi berisi banget buat tontonan weekend kamu. Film ini tayang di Netflix, dan menduduki posisi nomor 4 film-film terkini yang ditonton di Indonesia.
No comments:
Post a Comment