Tamasya

Monday, July 28, 2025

Membaca, Nugas, Ngafe, dan Ngumpul di Gramedia Jalma Blok M Jakarta

July 28, 2025 0
Membaca, Nugas, Ngafe, dan Ngumpul di Gramedia Jalma Blok M Jakarta

Gramedia Jalma Blok M
Gramedia Jalma, tak cuma tempat beli buku tapi juga tempat bertemu, diskusi, ngobrol dan bisa juga bengong tanpa melakukan apa-apa. 

 


"Kalau ada buku yang isinya bucin dengan isi kepala seseorang, bukan karena fisik, bukan karena status pendidikan, ini adalah bukunya."

Demikian kurasi buku salah satu book advisor yang ditempel di deretan rak buku-buku sastra di Gramedia Jalma, Blok M, ketika saya mengunjunginya beberapa waktu yang lalu. Kurasi buku ini, meski hanya beberapa buku saja, cukup berbicara banyak. Membuat toko buku yang dulunya terkesan kaku, kini menjadi ruang yang hidup yang mencoba untuk berinteraksi lebih banyak dengan penikmat buku.

Buat saya, Jalma seolah mengajak kita menyelam lebih dalam dunia literasi, menciptakan ruang yang nyaman untuk tumbuhnya inspirasi. Toko buku yang nggak nyuruh orang untuk membeli saja, tapi juga mengajak kita menikmati literasi, dengan menyediakan ruang publik yang nyaman dan aestetik.

Memberi wawasan dan insight lewat berbagai event diskusi, dan menciptakan kultur baru, sebuah ruang yang dinikmati bukan hanya untuk membaca buku, tapi juga untuk bertemu, berkumpul, berjejaring, dan saling memberi inspirasi. Sebuah motivasi yang tepat untuk menerjemahkan maksud dari “Jalma”, sebuah kata yang berarti manusia.

Nggak berlebihan sih. Jalma menjadi tempat bertemunya para pecinta buku, penulis, seniman, atau kreator dari berbagai latar belakang, lewat berbagai acara komunitas, seperti diskusi, klub buku, seminar hingga pameran.

Sejumlah orang nongkrong di teras Gramedia Jalma, Blok M, Jakarta Selatan. Sejak jadi Jalma, TB Gramedia jadi ikon baru tempat ngumpul di Jl Melawai.
Sejumlah orang nongkrong di teras Gramedia Jalma, Blok M, Jakarta Selatan. Sejak jadi Jalma, TB Gramedia jadi ikon baru tempat ngumpul di Jl Melawai.


Ruang Publik yang Nyaman dan Estetik

Pagi itu, sejak pukul 10.00 kurang, beberapa orang sudah berdiri di depan Gramedia Jalma menunggu toko buka, beberapa duduk di kursi tunggu Jalma tepat depan etalase. Saya termasuk orang yang mondar-mandir depan Jalma sambil menunggu toko ini buka. Dan ya, akhirnya sebelum jarum jam menunjuk angka 10, toko buku viral ini pun buka.

Cahaya keemasan bernuansa earthy tone menyambut pengunjung sejak awal membuka pintu. Sungguh serasi dengan warna rak-rak buku kayu yang merayap dan menjulang tinggi dalam ruangan yang berdesain hangat, ramah dan terbuka. Begitu memanjakan mata melihat buku-buku disusun apik dalam berbagai bentuk rak estetik. Satu kalimat yang muncul di benak pikiran saya. “Santai saja, jangan cepat-cepat pulang”

Ada area duduk yang tersebar—dari sofa empuk hingga kursi tinggi di pojok kafe—semuanya dirancang agar pengunjung bisa membaca, berdiskusi, atau sekadar merenung bersama secangkir kopi. Estetik, tapi tetap fungsional. Artistik, tapi nggak terasa museum. Di sini, buku bukan hanya dipajang, tapi diletakkan dengan hati, seolah setiap sudutnya ingin berbicara.


Nama Tema Buku yang Unik

Buku-buku disusun dengan tempatnya masing-masing, dipetakan dengan tema-tema atau judul yang unik, out of the box, menurut saya. Misal saja, rak kumpulan buku sastra diberi tulisan "Perkebunan Kata-kata", buku-buku psikologi diberi tulisan petunjuk "Habitmu Harimaumu", sedangkan buku psikologi yang kiranya menyentuh perasaan dan bikin baper diberi tema "Buku yang Memberi Pelukan Hangat".

Kalau kamu pegawai yang cari petunjuk gimana cara biar nggak stres di kantor, kamu bisa cari di bagian "Untuk Para Pejuang Korporat". Yang mau nikah, cari referensi nasihat pernikahan di "Keluarga Samawa" And for those who love english novels, you may find them in "Indonesian Literature in English".

Gramedia Jalma juga menghadirkan Oki's Reading Pod, ruang khusus untuk anak, dimana mereka bisa eksplorasi berbagai bacaan anak yang sesuai dengan minat dan hobi, sekaligus mengenalkan kepada si kecil bagaimana asyiknya menikmati dunia literasi dalam ruang yang nyaman dan berbeda.

Area ini seperti dunia kecil yang dirancang khusus untuk menumbuhkan cinta baca sejak dini—bukan dengan cara memaksa, tapi lewat ruang yang bikin anak-anak betah dan penasaran. Di sisinya berdiri sebuah lemari kayu besar dengan celah bulat di tengahnya yang bisa didudukin. Iya, benar-benar bisa didudukin! Anak-anak sering saya lihat masuk ke dalamnya, selonjoran atau meringkuk sambil membuka halaman demi halaman buku cerita.

Cukup sampai di situ? Oh tidak.. Gramedia Jalma juga menggandeng Kopi Aloo, kafe kopi yang berada tepat di dalam Gramedia. Tak ayal, konsep buku, kopi, dan working space menjadi budaya yang diminati lintas generasi. Selesai cari buku, kamu bisa ngopi dan snacking, sambil buka laptop dan nugas.


Didahului Makarya

Sebelum menghadirkan Jalma, Gramedia membuat konsep yang hampir serupa di awal tahun 2025. Adalah Makarya, sebuah toko buku mungil yang di dalam toko buku Gramedia Matraman, hasil dari kolaborasi dengan BukuAkik dan Smiljan Space.

Konsep yang dibangun Makarya adalah sebuah toko buku mungil yang dirancang seperti ruang tamu, yang membuat pembaca buku yang datang merasa nyaman dan akrab. Toko buku ini juga membuat catatan kecil atau kurasi dari beberapa buku pilihan, yang membantu kamu memahami isi buku. Setiap periode tertentu, akan ada kurasi baru dengan buku-buku yang juga baru.

Dan sama seperti Jalma, Makarya juga menyediakan ruang hidup untuk mengeksplorasi literasi dalam sebuah ruangan yang nyaman, sebuah healing spot tempat kamu membaca, berkreativitas dan berkarya, sekaligus menenangkan diri dan mencari inspirasi.

Dalam beberapa kesempatan Makarya juga mengajak konsumen untuk terlibat dalam berbagai program acara menarik dan unik, seperti Book Talk, Puisi On The Spot, atau Blind Date at The Book Shop.


Kultur Baru

Menurut data Kemendikbudristek tahun 2022 budaya literasi nasional, alias minat membaca orang Indonesia hanya 57,4 poin, masih masuk kategori rendah. Tingkat buta huruf, menurut data BPS 2023 memang turun 3,18 % di usia 10+, tapi tetap saja tak banyak orang yang senang atau tertarik membaca.

Ada banyak faktor sih, akses terhadap buku yang terbatas, kesadaran budaya literasi yang masih kurang, dan tentu saja pengaruh gadget dan perkembangan teknologi yang tak jarang membuat orang malas bersusah payah membaca.

Hadirnya Gramedia Jalma dan Makarya ini harus diakui menjadi salah satu oase bagi berkembangnya kultur baru di dunia literasi yang mampu menarik perhatian berbagai lintas generasi untuk menikmati buku seperti layaknya healing.

Membaca bukan lagi aktivitas yang dilakukan sendirian, diam, dan tertutup. Tapi menjadi kegiatan yang bisa terbuka, sosial, bahkan menyenangkan.

Bayangkan, dari dulu kita kenal toko buku sebagai tempat “berburu” atau “belanja”. Tapi sekarang, dengan adanya Jalma, toko buku jadi tempat “menetap sejenak”. Tempat singgah yang bukan sekadar singgah. Bisa baca satu bab, bisa kerja, bisa ketemu teman, bisa ikutan diskusi, bisa ngopi, bisa healing.

Nggak dipungkiri, kehadiran Gramedia Jalma ini juga menghidupkan kembali denyut toko buku offline yang hampir berhenti. Gramedia Jalma tak sekadar toko buku biasa, kehadirannya masuk memberikan udara segar. Tempat untuk melambat, untuk bernapas sejenak, membuka buku, dan menemukan versi terbaik diri sendiri.

Tempat ini bukan cuma estetik buat difoto, tapi juga autentik untuk dirasakan. Kamu bisa datang sendiri, bareng sahabat, bawa pacar, atau ajak keponakan—semua akan pulang dengan cerita. Karena di Jalma, buku nggak cuma dibaca, tapi diajak ngobrol. Dan kamu, tanpa sadar, mungkin kamu akan jatuh cinta pada dunia yang berbeda yang tidak kamu duga.

Jadi, lain kali kamu merasa jenuh sama layar, atau butuh tempat buat recharge otak dan perbaikin mood, Gramedia Jalma mungkin bisa jadi pilihan tempat yang cozy, healing, dan penuh inspirasi buat kamu. Yuk, ketemuan di sana ya kita..

Sunday, June 29, 2025

Menikmati Long Weekend dengan Plesiran Naik MRT, KRL dan Kereta Bandara Soekarno Hatta

June 29, 2025 0
Menikmati Long Weekend dengan Plesiran Naik MRT, KRL dan Kereta Bandara Soekarno Hatta
KRL dari Stasiun Kampung Bandan tujuan Cikarang berhenti di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, akhir Juni 2025. Gambar ini hasil olah ulang foto dari kru Tamasya melalui Chat GPT





KRL dari Stasiun Kampung Bandan tujuan Cikarang berhenti di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, akhir Juni 2025. Gambar ini hasil olah ulang foto dari kru Tamasya melalui Chat GPT





Thursday, June 12, 2025

Jakarta Fair Kemayoran Datang Lagi!! Ini Dia Cara Beli Tiketnya

June 12, 2025 0
Jakarta Fair Kemayoran Datang Lagi!! Ini Dia Cara Beli Tiketnya

 


Ini dia yang ditunggu-tunggu warga Jakarta jelang liburan panjang. Yup.. apa lagi kalau bukan Jakarta Fair Kemayoran (JFK). Perhelatan sekali setahun dalam rangka Ulang Tahun Kota Jakarta ini akan digelar di Arena JIEXPO Kemayoran, Jakarta Utara, 19 Juni hingga 13 Juli 2025. 

Apa aja sih yang bisa kamu temui di Jakarta Fair? Banyak bangettt. Selain kamu bisa belanja, kamu juga bisa kulineran dan menikmati banyak hiburan. Sejumlah musisi dan band papan atas Indonesia akan tampil di panggung utama Jakarta Fair Music Concert. Mereka di antaranya Slank, Kotak, Last Child, Tony Q, Tipe-X, Souljah, The Changcuters, Guyon Waton, Endank Soekamti, NDX AKA dan masih banyak lainnya.

Menurut Direktur Marketing Jakarta International Expo Ralph Scheunemann, seperti dikutip dari berbagai sumber, Jakarta Fair tahun ini diikuti oleh 2.550 perusahaan. Ada 1.550 stan yang akan memamerkan berbagai produk unggulan. Komposisi presentase peserta yaitu 55 persen dari sektor swasta dan 45 persen sektor UMKM.

Berbagai produk yang akan tampil di antaranya dari otomotif, gadget, komputer, alat olah raga, fashion, perlengkapan rumah tangga, furniture, elektronik, kuliner, industri kreatif, kerajinan tangan, herbal & medicine, perbankan, produk jasa, kosmetik, dan lain-lain.

JFK akan semakin meriah dengan beragam hiburan yang disajikan. Kamu bisa menyaksikan parade karnaval, kontes Miss Jakarta Fair, hingga pesta kembang api spektakuler. 

JFK kali ini juga menyediakan area khusus untuk Kampung Betawi sebagai ajang bagi pertunjukan berbagai seni-budaya lokal, kuliner dan pameran kerajinan khas Betawi.

Dilansir dari laman jakartafair.co.id, ini dia harga tiketnya :

  • Senin: Rp 40.000 
  • Selasa hingga Jumat: Rp 50.000 
  • Sabtu, Minggu, dan Hari Libur Nasional: Rp 60.000

Jam operasional :

  • Senin - Jumat : 15.00 - 22.30
  • Sabtu & Minggu, Hari Libur Nasional : 10.00 - 23.00

Cara beli tiketnya :

  • Tiket ini bisa kamu akses secara online di situs resmi: https://jakartafair.co.id/
  • Setelah masuk ke situs ini, klik tombol “Beli Tiket”
  • Pilih jenis dan tentukan jumlah tiket, lalu klik “Pesan Sekarang”. 
  • Lengkapi data diri dan selesaikan proses pembayaran. 
  • Tiket ini tidak perlu dicetak. Kamu cukup simpan tiket dalam format PDF untuk ditunjukkan saat masuk.


Syarat dan Ketentuan Tiket Jakarta Fair 2025 

  • Tiket Masuk (Tanpa Konser) hanya berlaku untuk masuk ke area Jakarta Fair Kemayoran, tidak termasuk area konser. 
  • Tiket Bundling Masuk + Konser memungkinkan pengunjung masuk ke area Jakarta Fair sekaligus menikmati konser musik di panggung utama. 
  • Tiket yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan. 
  • Jangan menyebarkan tiket Anda. Penyelenggara tidak bertanggung jawab atas tiket yang dibeli di luar website resmi atau yang telah digunakan orang lain.
  • Dilarang membawa senjata tajam maupun obat-obatan terlarang ke dalam area. 
  • Panitia berhak menolak pengunjung yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan masuk.


Pernah Didatangi Richard Nixon

Jakarta Fair Kemayoran 2025 ini adalah gelaran yang ke-56 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada 1968. Pekan Raya Jakarta atau Djakarta Fair (DF), demikian namanya dulu, pertama kali digagas oleh Syamsuddin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan, Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) saat itu. Hal ini diusulkannya sebagai ajang pameran besar untuk meningkatkan pemasaran dan produksi dalam negeri yang kala itu mulai bangkit pasca G30S/1965.

Pemerintah DKI Jakarta melalui gubernurnya Ali Sadikin menyambut baik ide ini, karena Pemerintah DKI memiliki misi untuk menyatukan berbagai pasar malam yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta.

Djakarta Fair di tahun 1969 memecahkan rekor penyelenggaran PRJ terlama yaitu 71 hari. PRJ sebelumnya berlangsung sekitar 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada waktu itu Richard Nixon yang sedang di Indonesia, menyempatkan diri mampir ke DF 69.

Dari sekadar pasar malam, Jakarta Fair berubah menjadi ajang pameran modern yang menampilkan berbagai produk. Bahkan dari hanya menempati area 7 hektare di kawasan Monas, pada tahun 1992 perhelatan besar ini mulai menempati 44 hektar lahan di kawasan yang baru yaitu Kemayoran, Jakarta Pusat.

JFK kini menampilkan produk dalam negeri, baik berskala besar, menengah, kecil dan koperasi dari seluruh Indonesia.

Event ini dari tahun ke tahun diharapkan dapat menjadi pembangkit semangat produksi dan promosi produk dalam negeri, dapat meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Jakarta Fair tahun ini mengusung tema "Mari Kita Bersama Mengembangkan UMKM dan Industri Kreatif Lainnya agar Tumbuh Tangguh dan Mampu Bersaing di Pasar Internasional." Gelaran ini dipercaya menjadi ajang bagi pertumbuhan UMKM dan industri kreatif nasional agar semakin kompetitif di pasar global. 

Tuesday, May 27, 2025

Stasiun Cibatu, Stasiun Bersejarah Dekat Garut yang Pernah Didatangi Charlie Chaplin

May 27, 2025 0
Stasiun Cibatu, Stasiun Bersejarah Dekat Garut yang Pernah Didatangi Charlie Chaplin
Stasiun Cibatu (Foto: Wikipedia)
Stasiun Cibatu (Foto: Wikipedia)


Berada di ketinggian 612 m di atas permukaan laut (mdpl), Stasiun Cibatu merupakan stasiun bersejarah yang dimiliki Indonesia. Stasiun yang berada di Kabupaten Garut Jawa Barat ini ternyata dulunya pernah lho didatangi komedian legendaris Charlie Chaplin dan aktris Mary Pickford, dalam perjalanan mereka berwisata ke Garut yang pernah diakui dunia sebagai "Swiss van Java" karena keindahan alamnya.


Bahkan Perdana Menteri Prancis dua periode (1906-1909 dan 1917-1920) Georges Clemenceau, juga pernah ke sana. Dan Presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno, juga berkunjung ke Stasiun Cibatu setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 1946.


Stasiun Cibatu di zaman kolonial Belanda (Sumber: Tropen Museum)
Stasiun Cibatu di zaman kolonial Belanda (Sumber: Tropen Museum) 


Usia Cibatu kini sudah lebih dari 1 abad. Stasiun ini dibangun Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta Api Pemerintah Hindia Belanda, pada 14 Agustus 1889. Awalnya Stasiun ini menjadi perlintasan kereta api jurusan Cicalengka-Cilacap.


Cibatu juga menghubungkan penumpang kereta ke Garut. Karenanya di masa pemerintahan kolonial Belanda Cibatu menjadi stasiun penting bagi Garut. Menjadi pintu masuknya para wisatawan dari kota bahkan negara  lain menuju hotel-hotel mewah di Garut, seperti Hotel Papandayan, Villa Dolce, Belvedere, dan Grand Ngamplang. Makanya meski stasiunnya relatif kecil, tapi dulunya diparkir di sana mobil-mobil mewah bahkan sekelas limousine yang menjemput turis-turis yang mau melancong ke Garut.


Tak hanya sampai Garut, jalur kereta ini sebenarnya melintas hingga stasiun Cikajang, yang sempat menjadi jalur aktif kereta api tertinggi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. 


Sejak dibangun, jalur kereta api Stasiun Cibatu menjadi andalan transportasi, baik untuk penumpang maupun barang. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan kendaraan pribadi dan angkutan umum semakin meningkat. Dan akhirnya karena kalah bersaing dengan transportasi darat, jalur Cibatu–Cikajang dinonaktifkan pada 1983.


Aktivasi Kembali Jalur Cibatu–Garut

Setelah 39 tahun nonaktif, pada 24 Maret 2022 jalur kereta api Cibatu–Garut kembali diaktifkan. Hal ini merupakan bagian dari upaya PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menghidupkan kembali jalur kereta api, dengan tujuan utama mendukung sektor pariwisata dan ekonomi di wilayah Garut.


Stasiun Cibatu yang berada di lintasan jalur selatan kini menjadi tempat pemberhentian beberapa kereta api eksekutif/bisnis, yaitu Lodaya (Bandung-Solo Balapan), Papandayan (Gambir-Garut), Pangandaran (Gambir-Banjar).  Ada pula kereta ekonomi yaitu Kutojaya Selatan (Kiaracondong-Kutoarjo), Cikuray (Pasar Senen-Garut), Serayu (Pasar Senen-Purwokerto), dan Pasundan (Kiaracondong-Surabaya Gubeng).


Stasiun yang luasnya lebih besar dari Stasiun Garut ini pun juga dilewati KA lokal Commuter Line Garut Cibatuan dengan rute Garut-Padalarang dan Garut-Purwakarta.


Stasiun Cikajang
Stasiun Cikajang diperkirakan foto diambil tahun 2025 (Sumber: Wikipedia) 



Stasiun Cikajang Paling Tinggi (1.246 mdpl)


Bicara tentang Stasiun Cibatu, tentu saja nggak akan lepas dari kaitannya dengan Stasiun Cikajang, yang jalurnya tidak dilanjutkan lagi pada pembukaan Cibatu di 2022.


Padahal stasiun ini dulunya, adalah stasiun aktif tertinggi di Indonesia bahkan Asia Tenggara, mencapai 1.246 mdpl. Karena stasiun ini kini sudah nonaktif, maka gelar stasiun paling tinggi dipegang Stasiun Nagreg (848 mdpl), yang terletak di kabupaten Bandung Jawa Barat.


Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, seperti dikutip dari Kompas.com beberapa waktu yang lalu mengatakan, jalur Cibatu-Garut-Cikajang merupakan proyek tersulit pada masa pembangunannya, karena harus menembus pegunungan. Jalurnya yang terjal hanya bisa dilayani oleh lokomotif bermassa besar, seperti lokomotif CC10, CC50, D14 dan DD52.

Lokomoif CC10 30 dan CC10 14 di Stasiun Cikajang diperkirakan pada Agustus 1972
Lokomoif CC10 30 dan CC10 14 di Stasiun Cikajang diperkirakan pada Agustus 1972 ( Sumber: Wikipedia)


Jalur Cibatu-Cikajang ini berjarak sekitar 47 km, khusus di jalur Garut-Cikajang (28 km) kereta akan melewati beberapa stasiun bersejarah seperti Stasiun Wanaraja, Stasiun Karangpawitan, Stasiun Garut, Stasiun Samarang, Stasiun Kamojan (922 mdpl), Stasiun Bayongbong (997 mdpl) dan Stasiun Cisurupan (1.216 mdpl).

Stasiun Cikajang tahun 2017
Stasiun Cikajang tahun 2017 ( Sumber: Kompas.com)


Menurut Djoko, Stasiun Cikajang selain mengakut penumpang, awalnya dibangun untuk jalur transportasi pengiriman hasil perkebunan, utamanya adalah teh.


Kini, jalur Cibatu-Cikajang kabarnya merupakan 1 dari 14 jalur nonaktif di Jawa Barat yang akan dihidupkan kembali. Kalau benar demikian, tentunya bukan hanya mendongkrak perekonomian Garut dan Jawa Barat dong ya, kamu.. iya, kamu penggemar kereta api, siap-siap deh plesiran lebih jauh. Asiik..

Sunday, May 25, 2025

Kereta Api Lodaya: Kelas Ekonomi Rasa Eksekutif di Rute Bandung–Solo

May 25, 2025 0
Kereta Api Lodaya: Kelas Ekonomi Rasa Eksekutif di Rute Bandung–Solo
Stasiun Bandung di pagi hari
Stasiun Bandung di waktu pagi. Penumpang menunggu keberangkatan KA Lodaya tujuan Stasiun Solo Balapan 


Nggak selamanya yang ekonomi itu harus menduduki kasta terbawah. Umpel-umpelan, sempit, atau harus rela menderita di bangku yang kerasnya macam kehidupan. Ekonomi pun bisa jadi kelas yang premium, memanusiakan manusia dan memberi kenyamanan yang layak. 

Itulah yang terasa saat naik KA Lodaya, kereta api rute Bandung – Solo Balapan. Kenyaman membuat kelas ekonomi Kereta Api (KA) Lodaya selalu diminati. Saban hari, kursi di kelas ekonomi yang menggunakan rangkaian kereta new generation ini hampir tak pernah kosong, penumpang naik silih berganti. Meski sudah ada yang turun, akan ada penumpang lain yang menempati kursi itu.

Sebutan new generation ini memang mengacu kepada fasilitas modern yang dimiliki beberapa kereta Api di Indonesia, salah satunya Lodaya. Rangkaian kereta ini menggabungkan gerbong eksekutif dan ekonomi berdesain stainless steel modern, nyaman, cepat, dan minim goncangan.


KA Lodaya Bandung Solo Balapan
KA Lodaya Ekonomi Premium

KA Lodaya Punya Banyak Fitur Modern

Beberapa fitur modern ini misalnya, kursi kulit yang ergonomis dan nyaman. Captain seat atau posisi kursi ini searah laju kereta, bisa diatur juga buat semi rebahan, dan yang penting kaki bisa selonjor lapang. Selain itu ada pintu kabin elektrik, tinggal pencet tombol pintu akan terbuka dan otomatis menutup setelah kamu masuk.


Lodaya ini adalah salah satu rangkaian kereta campuran antara eksekutif dan ekonomi stainless steel new generation yang dimiliki oleh PT KAI. Rangkaian kereta yang nyaman, berdesain modern, bergerak cepat namun minim goncangan.


Satu lagi yang paling menarik perhatian saya yaitu Passanger Information Display System (PIDS), sebuah display yang memuat informasi seperti nama stasiun yang dilewati, kecepatan kereta, suhu udara dalam ruangan, keterisian toilet, nomor urut kereta, sampai nama dan nomor telepon petugas Kondektur.

gerbong restorasi kereta lodaya
Gerbong Restorasi. Perjalanan 7 jam jadi makin asyik karena kita bisa santai sambil kulineran di spot ini


Sensasi Restoran di Atas Rel

Nah, kalau kamu lapar jangan telepon kondekturnya ya, kamu tinggal tunggu para prami alias pramugari kereta, yang lewat menawarkan sajian makanan dan minuman. Atau kalau pengen menikmati suasana makan ala resto sambil melihat pemandangan kamu tinggal jalan ke gerbong restorasi. Di sana ada restoran kecil yang siap menyediakan kebutuhan perut. Ada berbagai paketan nasi, seperti nasi goreng, nasi sapi lada hitam, nasi rendang, dan nasi ayam geprek. Ada juga mie instan, snack ringan, dan jajanan Korea. 


Kamu bisa menikmatinya sambil minum teh, kopi, wedang jahe atau coklat panas.Tapi jangan khawatir, kalau kamu terlalu mager kamu bisa memesan lewat aplikasi KAI Access. Segampang itu Sob. Harga makan dan minum di atas kereta mulai Rp. 8.000 hingga Rp. 40.000. Pembayaran bisa tunai maupun dengan Qris. 


Menikmati wedhang di kereta lodaya
Melihat pemandangan sambil menikmati minuman hangat di kereta Lodaya




Rute, Jadwal, dan Harga

Oh iya, Lodaya adalah kereta dengan rute stasiun Bandung-Solo Balapan, dengan pemberhentian di banyak stasiun yaitu : Bandung, Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Sidareja, Maos, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, Klaten, dan Solo Balapan.


Kereta dari Bandung ke Solo berangkat pagi sekitar pukul 6.30, dan dari Solo ke Bandung sekitar pukul 19.20. Perjalanan ini memakan waktu selama kurang lebih 7-8 jam. 


Harga tiket ekonomi Bandung-Solo Balapan itu mulai Rp.280.000 hingga Rp.340.000 dan kelas eksekutif Rp.410.000 sampai Rp.540.000. Rate harga ini tentu saja bisa berubah-ubah mengikuti perubahan jadwal, jenis tiket, permintaan pasar, dan regulasi pemerintah.

Pemandangan rute Kereta Lodaya Bandung Solo
Pemandangan sawah dan gunung jadi sajian menawan saat perjalanan Kereta Lodaya rute Bandung- Solo


View Keren Memanjakan Sepanjang Rute Bandung - Solo Balapan

Perjalanan KA Lodaya di pagi hari dari Bandung ke Solo adalah perjalanan terbaik untuk kamu yang hobi lihat view bagus. Kereta akan melintasi persawahan dan pegunungan, kamu akan merasakan kereta berjalan perlahan menanjak ke atas. Jangan sampai kelewatan untuk foto spot stasiun tertinggi di Indonesia, Stasiun Nagreg (848 mdpl).

Jika cuaca di pagi hari mendukung, cerah berawan tanpa hujan, pemandangannya bakal luar biasa spektakuler. Bikin nagih.. Kamu yang senang traveling naik kereta pasti pengen banget naik kereta ini lagi. 

Pemandangan gunung dari jendela KA Lodaya
Pemandangan gunung dari jendela KA Lodaya




Perjalanan bukan cuma soal sampai tujuan. Tapi soal menikmati proses. Melihat Indonesia lewat jendela kereta, dengan nyaman dan damai.Cieee.


Yuk Liburan Naik Lodaya!

Yuk.. bentar lagi libur panjang nih, siapin koper kamu ya! Buruan pesen tiketnya sebelum harga naik, karena bentar lagi destinasi Bandung, Jogjakarta, dan Solo pasti kan jadi tujuan liburan favorit banyak keluarga di Indonesia.







Menunggu Bangkitnya Ratu Plaza Jakarta

May 25, 2025 0
Menunggu Bangkitnya Ratu Plaza Jakarta
Loby Ratu Plaza Jakarta
Loby atau atrium  Ratu Plaza di Jalan Sudirman, Jakarta. Masih nampak keren, dan lebih asyik dinikmati karena pengunjung tidak sebanyak 5-10 tahun lalu



Ratu Plaza, salah satu pusat perbelanjaan legendaris di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, menyimpan banyak kenangan, terutama bagi warga Jakarta dan para pendatang dari luar kota. Dari penelusuran, Ratu Plaza pertama operasional pada 12 Desember 1980. 

Bolehlah disebut sebagai pioner  pusat perbelanjaan modern tak cuma di Jakarta tapi juga Indonesia. Seiring waktu, Ratu Plaza menjadi destinasi utama untuk belanja elektronik, kamera, personal computer hingga laptop. Namun, bagaimana kondisinya sekarang?


Kenangan di Masa Lalu: Ratu Plaza yang Ramai dan Modern

Sebagai orang daerah, aku pertama kali berkunjung ke Ratu Plaza di tahun 2010. Kala itu, menemani kawan yang akan beli kamera di gerai Olympus di lantai atas. Dari masuk gerbang hingga menuju gerai kamera, orang ramai banget. Mobil datang dan pergi, bahkan kami sempat kesulitan mencari parkiran mobil

Kunjungan kedua di tahun 2015. Waktu itu, aku beli laptop juga di lantai atas. Ramainya masih gila-gilaan. Ratu Plaza masih adem banget ACnya dan tentu saja wangi khas mal-mal modern yang laris manis.

Perubahan Signifikan Pasca Pandemi


Setelah bekerja di sekitar Senayan City, aku kembali mampir ke Ratu Plaza di akhir 2022. Ternyata situasinya sudah berubah. 

Parkiran depan yang dulu ramai sudah sepi. Hanya ada satu dua mobil. Aspal parkiran banyak terkelupas dan batu-batuan menyembul. Tangga depan loby utama beberapa bagian terendam air, dan beberapa anak tangga seperti miring atau mendelep. Gerai Wendy's di bangunan kecil di area parkiran sudah kosong. 

Masuk ke loby, tak ada lagi hembusan AC dingin yang bikin rileks dan aroma wangi menyambut. Suasana cenderung sepi, tapi untung tidak terlalu senyap karena "diselamatkan" suara derak tangga berjalan dari lantai dasar ke lantai satu. 

Dari loby atau lebih tepat atrium seperti dalam foto di atas, tampak jelas kesunyian dan kegelapan di lantai dua, tiga hingga lantai atas lainnya. 

Gerai Kamera, Doughnuteria, dan Brightspot Pemberi Denyut


Saat lewat di bulan Mei 2025, mulai ada sedikit kehidupan di Ratu Plaza. Naik satu lantai dari atrium ada semacam pameran kamera yang sepertinya dibuat PT DOSS. Oia, gerai DOSS ada di lantai dasar. Persis di sebelah kiri pintu masuk utama. Bersebelahan dengan gerai Doughnuteria (tempat ngopi dan ngudap donat yang cukup ramai sekaligus memberi nafas kehidupan).

Di dekat atrium, ada space Brightspot. Tampak beberapa meja, mesin dindong, dan meja layanan untuk warga yang ingin menikmati layanan naik bis tingkat wisata beratap terbuka.

Sayang, denyut keramaian di lantai dasar ini belum menular ke lantai-lantai lain. Ratu Plaza kini, seakan dipunggungi beragam keramaian di kawasan Sudirman. 

Keramaian hanya melintas, tapi tak pernah benar-benar singgah dan menghidupkan Sang Ratu yang pernah jadi ikon plaza di Jalan Sudirman.  

Jika Blok M Plaza Bisa, Ratu Plaza Juga Bisa Bangkit!

Bila Blok M Plaza bisa bangkit setelah ada MRT, maka Ratu Plaza secara teori harusnya tinggal nunggu waktu untuk bangun dari tidurnya.

Mungkin bisa dengan cara mengubah DNA dari pusat perbelanjaan barang elektronik, komputer, kamera jadi pusat pertemuan/kegiatan kreatif.  Tidak dengan menghilangkan gerai-gerai penjual gadget ini ya, tapi dengan memperkaya gerai untuk jadi tujuan warga.

Tak ada salahnya, mengubah DNA Ratu Plaza jadi ruang publik yang nyaman dan ekonomis. Perbanyak tempat ngopi kelas harga belasan ribu per cup misalnya. Tanpa mengabaikan gerai-gerai kelas menengah atas (tentu jika mereka memang masih tertarik cari cuan di Ratu Plaza).

Mengapa dengan tempat ngopi atau tempat nongkrong berharga terjangkau? Sebab, sepengetahuanku di sekitar Ratu Plaza masih sedikit tempat nongkrong yang aman, nyaman dengan harga ekonomis. Sementara, denyut kehidupan di kawasan ini sebenarnya nyaris tidak pernah mati.

Aku beberapa kali pulang dini hari dari tempat kerja. Bahkan pernah pulang jelang subuh. Keramaian masih terlihat di sekitar Senayan City, Universitas Moestopo, STC. 

Di sana tampak, keriuhan pengudap sate taichan, kopi Family Mart atau burger McD. Atau bagi penikmat kopi kelas kaki lima, ngariung di pedagang kopi sepeda alias Starling (Starbuck Keliling) berharga 4000/5000 rupiah per gelas plastik. 

Intinya, ada potensi ekonomi 24 jam di kawasan ini!

Memang ada sih tempat ngopi atau tempat ngemil di Plaza Senayan atau Senayan City (yang deket banget dengan Ratu Plaza). Atau Mal FX Sudirman. Namun harga kuliner di mal-mal ini dikenal untuk kelas menengah atas.

Kalau pun ada tempat ngopi/ngeteh/ngemil yang masih terjangkau, ya itu  tadi. Adanya di dekat STC Senayan (di seberang Senayan City). Tapi pilihannya juga masih terbatas: McD Coffee, Family Mart, atau kafe Fuji Film. Untuk di luar mal, ada Fore Coffee deket Panin Bank. 


Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta
 Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta (foto IG@gangratu)



Gang Ratu: Pusat Jajanan yang Gagal Bertahan


Ratu Plaza sempet mencoba bangkit. Saat mereka mengenalkan "pusat jajanan" Gang Ratu. Posisinya di belakang Ratu Plaza, sekilas pengamatan Gang Ratu membidik orang-orang yang melintas dari Stasiun MRT Senayan yang akan ngantor atau menuju Plaza Senayan atau Senayan City atau sebaliknya.

Kalau tidak salah Gang Ratu pertama buka di November 2024. Memiliki belasan booth kuliner, Gang Ratu buka sejak pukul 10.00 sampai  21.00 WIB. 


Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta
 Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta (foto IG@gangratu)




Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta
 Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta (foto IG@gangratu)




Sayangnya, awal Mei 2025, pusat jajanan Gang Ratu sudah tidak ada. Booth-booth seperti Goodsburger, Warung Indonesia Barat, Bakmi Tiga Marga, Talenta Bar, Nasi Ayam Bali Bligung, Pisang Madu Pasti,  de el el sudah nggak ada. 

Gang Ratu pada akhir Mei 2025
Gang Ratu pada akhir Mei 2025



Waktu aku melintas di siang hari, hanya terlihat booth-booth kosong. Bener-bener kosong, karena meja, kursi, kompor dan macam ragam alat masak sudah diangkut. Tak tersisa keramaian seperti saat akhir tahun 2024 atau kala Ramadan 2025 silam.


Gang Ratu pada akhir Mei 2025
Gang Ratu pada akhir Mei 2025




Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta
 Suasana Gang Ratu di Ratu Plaza Jakarta (foto IG@gangratu)




Ratu Plaza Butuh Nafas Baru

Kondisi Ratu Plaza sekarang memang bikin ngenes. Namun, potensinya masih ada. Dengan letak strategis di jalur utama Jakarta dan akses langsung ke MRT Senayan, harapan untuk bangkit bukanlah mimpi kosong. 

Ratu Plaza butuh visi baru—lebih dari sekadar tempat belanja, tapi menjadi ruang hidup dan kreativitas yang relevan dengan generasi kekinian.Gen Z, Milenial dan Gen X yang kian matang.  





#ratuplazajakarta  #mrtsenayan 

Monday, May 19, 2025

Healing Nggak Harus Mahal, Kadang Cukup Duduk di Kursi Mini Market

May 19, 2025 0
Healing Nggak Harus Mahal, Kadang Cukup Duduk di Kursi Mini Market
Siapa yang ngerasa nyaman nongkrong dan bengong di mini market?

Healing itu nggak harus mahal. Healing itu murah dan simple. Sesederhana mojok di kursi meja mini market yang sunyi sambil menyesap kopi botolan, menikmati sore atau malam kota yang masih sibuk. 

Pikiran yang penat dan suntuk rontok satu per satu sejak duduk di kursi itu. Setiap sesapan kopi jadi pengobat rasa lelah dan mumet di kepala. Kebisingan jalan dan lalu lalangnya kendaraan tidak mengganggu, tapi di satu sisi malah jadi suara yang paling indah yang menemani kesendirian kita. Setengah jam hingga satu jam rasanya cukup untuk membenahi isi kepala yang ruwet sebelum pulang ke rumah. Relate?

Kalau kamu merasa relate berarti kita sefrekuensi :D Saban suntuk atau tanggung bulan saya hangout ke Point Coffee Indomaret. Ternyata banyak juga yang (sepertinya) senasib dengan saya. Duduk bengong, merenung, sambil lihat mobil yang lalu lalang di depan Indomaret itu ada kenikmatan tersendiri.


 

Apalagi Point menyediakan berbagai varian kopi dan non kopi yang terjangkau, plus ngemil roti atau snack lain dari Indomaret, rasanya sudah kayak nongkrong di kafe yang mevvah.. (buat saya).

Point Coffee Indomaret kini bukan hanya tempat one stop to go atau persinggahan, tapi juga menjadi tempat tujuan hangout yang relatif nyaman, terutama nongkrong-nongkrong tipis bareng teman atau keluarga, bertemu relasi, titik kumpul, atau rehat sepulang kantor atau kampus.

Segelas hot latte dan sepotong sosis cukuplah jadi kawan setia nongkrong


Pilihan menu kopi di Point Coffee Indomaret banyak dan beragam macamnya. Dari deretan kopi ada espresso, piccolo, long black/americano, dan mocha. Menu kopi bertanda jempol alias paling diminati ada cappuccino, latte, cafe dolce, caramel machiato, palm sugar latte, shaken creamy latte,  dan almond latte.  Harga kopi ini dibanderol mulai Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000.

Buat yang Praktis: Kopi Baper (Bawa Pergi)

Kalau mau yang praktis dan murah, ada kopi baper alias bawa pergi. Ada yang dibuat dari cold brew, seperti kopi hitam (black), original, caramel, hazalnut, dan palm sugar. Ada juga yang based on espresso, kurang lebih variannya hampir sama yaitu original, caramel, hazelnut, palm sugar. dan kopi jadul. Kopi baper ini harganya nggak bikin baper, kamu cuma perlu membayar Rp. 18.000 saja. Eh, ada juga kopi saku vanilla latte.. ini kesukaan saya banget, harganya Rp 15.000.


Nggak Suka Kopi? Tenang Aja!

Kalau nggak suka kopi, kamu bisa memilih varian minuman lain seperti teh dan  frappe. Harganya mulai Rp.15.000 (untuk teh) dan Rp. 30.000 untuk frappe. 

Sejumlah anak muda nongkrong di Indomaret Fresh Point


Deretan milk series Point Coffee juga nggak kalah menarik. Ada Signature Chocolate, Matcha, dan Creamy Matchachio. Yang terbaru ada coconut milk series,  yaitu coconut aren latte, salted coconut latte, dan Matcha Coconut. Milk series Point Coffe dibanderol antara Rp.20.000 sampai Rp.25.000 saja lho.

Harga menu Point Coffee ini bisa sewaktu-waktu berubah juga ya Sob, menunya pun sering berganti mengikuti tren dan selera kamu tentunya. 

Yuk, Bengong Bareng di Point Coffee!

Kadang, yang kita butuhin cuma sedikit waktu buat “diam” dan “ngopi”. Nggak perlu tempat fancy. Cukup meja kecil, kursi nyaman, kopi favorit, dan pemandangan jalanan yang nggak pernah tidur. Yuk-yuk.. bengong bareng dan nikmatin varian menunya. Siapa tahu kita ketemu di Point.